Rabu, 13 Januari 2010

ternyata dia.. Bapakku

mencari bantuan kesana kemari
terserak dalam sahutan
terbakar panas matahari yang menyengat
terkadang bila beruntung dapat bertemu hujan
kesaksian demi kesaksian berbicara dalam mati
baju yang mulai usang menemani dirinya
kulit sepatu yang sudah mengelupas
tas kulit bekas yang selalu ia jinjing

lelah sekali jika kau melihatnya
terkadang dibawah teriknya sang surya, ia ingin menangis
dalam pilu dia berdoa
sedih tak tertahankan ketika dia harus berlari mengejar bis kota
dan dompet usangnya harus melayang karena bandit kecil lebih menyukai
tidak banyak uang didalamnya tapi sangat berharga pecahan uang itu
bagi kita, itu tiada artinya, tapi baginya 10000 itu uang yang mewah

dia malu ketika harus diusir dari bis
disangka ingin menumpang walau jelas sekali si kenek melihat bandit kecil itu mengerjai dia
apa daya, dia hanya bisa bersabar dan mengikhlaskan hal yang bukan miliknya dirampas
terselip doa untuk bandit kecil

kesungguhannya bisa teruji dalam langkahnya
jalannya tetap tegak, tidak ada lemah dalam derapnya
sepatunya pun tidak mengeluh harus mencium aspal panas
perlahan gulungan baju diturunkan
menutupi kulitnya yang mulai meronta kepanasan
keringat kembali membasahi punggungnya

inilah Jakarta
yang siap bertarung akan menjadi juara
semangat hidup jangan pernah kau lunturkan
jika kau telah membulatkan tekad menaklukkan ibu kota
genapkan niatmu, jangan lunturkan disaat kau sedang berjalan

menjadi pemenang itu tidak gampang
jika ada yang gampang mendapatkanya, pelajari kemenangannya
adakah rasa menghargai dari titian kesuksesannya?
jadikan sepatumu pengingatmu
jika sepatu tidak bisa mengingatkan akan harimu yang susah
selalu pandangi mereka yang bersabar menanti bis kota
terkena asap hitam knalpot, bercengkrama dengan debu
jauh dari kata nyaman

tak ada harta yang sulit didapat
berjuta-juta berlian pun gampang diraih jika niat diluruskan dan selalu memberikan hadiah pada-Nya
aku belajar darinya, dia yang bersungguh-sungguh mencari rezeki untuk dibawa pulang
dia yang menjauhkan pikirannya dari kemewahan
dia meluangkan waktunya untuk bersujud
tidak peduli berapa banyak bulir keringat yang melekat dan mengotorkan bajunya
tapi biarkan niat tersampaikan dengan mulus
Tuhan, yang menilai
Tuhan, yang mengetahui arti dalam gerakan

ku bersemangat karena dia
belajar banyak pada seorang dia, bapak tua, yang tidak pernah lelah memberi kebahagiaan untuk keluarganya
resah dalam hari dijauhkannya untuk sebuah keoptimisan kepalan semangatnya
bapak, kau lah semangat juangku
darimu ku belajar, lelah jangan dijadikan kemanjaan dalam melangkah
bapak, jika setiap langkahmu doa untuk kami
maka maafkan aku bapak, yang kurang menjamah perihnya hatimu ketika aku belum bersungguh-sungguh menjagamu
tidak seharusnya penyesalanku, aku sandarkan di nisanmu
aku harus berubah dalam kata dan sikapku
karena perjuangan korbananmu tidak pernah terbalaskan


dalam senyummu yang selalu mendoakanku
maafkan aku, bapak
semangat dan cintamu hanya Tuhan yang bisa membalasnya
akan aku jadikan tangan ini menghasilkan
perlahan akan ku gantikan, dinginnya matahari untukmu
hangatnya hujan mengiringimu
tidak ada lagi pijakan kaki yang bercuap
semua kenyamanan untukmu, pejuangku
Bapakku tersayang

Tidak ada komentar: