Minggu, 10 Januari 2010

pagi, kirana!

kirana menatap pada jendela yang usang
termenung menatap biru
sesekali tangannya memainkan rambutnya
menciumi ujung rambutnya dan meniupkan helai demi helai

kirana seperti merasakan dentuman yang hebat
berulang kali dia menarik nafas panjang, seolah lelah dengan jiwanya
dia tidak ingin terusik dan jangan sekali-kali bertanya ada apa dengannya
kirana yang sangat lemah tapi selalu berperang didalam kelemahannya
aku kira itu tidak salah karena tidak ada manusia yang benar-benar kuat di bumi ini
tapi sangat ku sesalkan, kenapa kirana selalu lemah dititik yang sama
kebangkitan dia tidak pernah bertahan lama
dia bersinar di sisi lain tapi rapuh bila menegurnya tentang rasa

kirana, kau yang seharusnya menjamahi jiwa yang kosong
kirana, kau lah yang seharusnya memberikan yang kau impikan
kau tahu dewi? kau bagai dewi, dan pahami itu
dewi tak berpasangan tapi dia bahagia karena dia lah yang memberikan bahagia
sungguh, itulah dirimu
kau yang memberikan itu
aku yakin, itu jauh lebih bahagia daripada engkau melamuni untuk dibahagiakan
karena dengan tanganmu dan langkahmu kau mampu bahagia denganmu
kau paham kirana?
aku tahu kau wanita yang sangat cerdas, jarang ku temui wanita cerdas dan mandiri sepertimu
tidak butuh pengulangan kata untuk kau mengerti kataku
karena pemikiranmu bisa melampaui maksudku


mana tanganmu kirana?
ini tepat hari kesepuluh kau hidup di tahun yang baru
tidak perlu lagi kan aku mengulang?
kau tahu kemana seharusnya kau pergi
aku akan selalu setia untukmu, kirana
cintaku padamu melebihi bayanganmu
aku memahami alur nafasmu
kalau aku yakin padamu, itu karena aku tahu jatimu
aku tidak akan berkata jika memang bukan
kau percaya padaku kan, kirana?
bagus! senyummu membuatku semakin tegar
kalau kau memang mampu
bangkit kirana
kejar mereka yang membutuhkanmu


aku mencintaimu kirana dan akan selalu ku urai kisahmu

Tidak ada komentar: