Selasa, 12 Januari 2010

Cita Kirana

Kirana menari dalam hujan
riang yang selalu dia rasakan bila tubuhnya basah
beranjak menyusuri terminal kotanya
dan dia membiarkan orang-orang melihatnya dengan tatapan aneh
bagaimana tidak aku yang mendampinginya sebetulnya malu jalan bersamanya
diluar hujan deras dan semua orang memakai baju hangat tapi hanya ia yang membiarkan rambutnya basah dan bajunya jadi lebih tampak transparan
aku tidak tahu persis, apa yang sedang berkecamuk di alam pikirannya

'aku senang sekali pagi ini, jihan'
hanya satu kalimat yang dia ucapkan, sambil tersenyum manis dia kembali menatap langit.
Di dalam bis, dia memilih duduk dekat jendela
aku tak heran, karena kirana memang menyukai pemandangan didalam tol
unik katanya, apalagi perjalanan beda kota
bogor yang asri lalu bertransisi dengan kota yang majemuk

kirana selalu tertidur bila baginya sudah puas memandang langit
tidak banyak percakapan bila sudah di bis
kami lebih banyak diam, meski kata yang tepat, kirana lebih banyak diam dan aku lebih senang menjaganya

aku sering memandangnya saat ia tertidur pulas
ada makna disetiap gerakan matanya
kadang aku khawatir bila dia bermimpi tentang hitam
tapi aku jadi hafal gerakan bola matanya
bila berjalan pelan dari kanan ke kiri
dia pasti sedang bermimpi indah
tapi jika kebalikannya, aku sudah siap jika dia terbangun lalu melamun berpikir keras

'jihan, tahun ini aku tidak muluk-muluk dalam menjalaninya, tapi satu, han, aku mau keliling kota'
dan pagi ini, tidak seperti biasanya
tidak ada yang tertidur, ternyata pagi ini dia lebih antusias menghafal kota yang akan ia kunjungi
diluar dugaan, ternyata kirana sudah googling sana-sini kota mana saja yang indah untuk dijajah
dan hafal makanan apa saja yang enak buat dicoba
'liburan yang paling menyenangkan yaitu makan-makannya'
banyak alasan darinya kalau sudah tidak tahan godaan rempah-rempah olahan


aku akan menemanimu, kirana
aku akan menemani hingga kau memecahkan hari misterimu

Tidak ada komentar: