Selasa, 16 Desember 2008

tanahku

badai telah mematikan kampung halamanku
air mata mengalir keras bagai deru ombak
teriakan-teriakan menggaung disetiap lahan
mengiris organku untuk menepi
memeluk hangat mereka yang meraung

badai merubah tahapan kehidupanku
aku harus pergi meninggalkan tanahku
kembali mengarungi samudra,
sekuat tenaga bertahan ditengah badai

memelihara hati melalui sinar pantulan di laut
mendengar camar yang berpesta
kuatkan aku, tanahku
tetap lah bertahan disana
aku akan pulang setelah ratu ada ditanganku
ku ingin ciptakan harmoni lagu di tanah kita
satukanlah tangan kita dan selalu berdoa lah kepada Tuhan

Tidak ada komentar: