Rabu, 10 Desember 2008

dibawa cuaca

tepat tanggal ini dua tahun yang lalu
meski sudah berlalu, tetap melekat di otakku
disaat kau menawarkan aku segudang perasaanmu
bagai anak kecil yang mendapatkan sepeda baru
aku pun bersorak riang mendapatkanmu
membanggakanmu dan memujamu
tak pernah lelah aku mengendaraimu
bercerita ke dunia, kalau kau lah yang terhebat
hingga kaki ini lelah mengayuh, aku akan tetap terjatuh di pelukanmu
tapi alam berkata lain,
kilat yang menyambar, membuatku takut untuk mengayuh
badai topan pun langsung menghadangku
pekatnya saat itu membuatku bersembunyi di pos gardu
pikiranku hanya tertuju kepadamu
ingin cepat berlari menyelamatkanmu
30 menit pun terlewati dan badai hilang dibawa angin kencang
tapi kerumunan mengiris sudah menjelma kesaksian waktuku
aku terlambat menyelamatkanmu, pahlawanku
kau sudah mati terkapar dengan hitam diseluruh badanmu
bagai petir menyambar di ubun-ubunku
aku langsung benci badai
aku benci kilat
aku benci hujan
karena mereka,
kau lenyap dan membuatku mengawang diantara dua dunia

Tidak ada komentar: