Minggu, 27 Desember 2009

maukah berbagi gelas denganku?

terlalu banyak yang mau dijalanin
tapi berhenti dalam angan

hari ini belajar lagi dengan kisah yang memilukan
sangat prihatin dengan keadaan
tadi di kantor, ngebahas orang yang kena AIDS
dan sangat prihatin dengan negatifnya dukungan dari kita
padahal kita-kita ini sudah termasuk orang-orang yang cerdas
tapi untuk beberapa hal, pemikiran kita masih tabu.

memang, ketakutan akan tertular itu lebih gede dari rasa emphaty kita
tapi gimana dengan mereka?
mereka harus menjalankan kehidupan yang sempit
semua orang yang disekelilingnya mengucilkan mereka

meski pemerintah sudah menjamin
tapi apa dengan perlakuan masyarakat?
kita jadi menipis rasa solider, dan berbondong-bondong menggosip, menghasut untuk menjauhkan
kenapa ini semua terjadi?
Allah memberikan penyakit kepada kita itu tidak mungkin, tidak ada alasannya
dan Allah mempertemukan kita dengan seseorang yang terjangkit dan akhirnya kita kena juga itu pasti ada jawabannya

dan jawabannya, memang hanya ada di orang itu
mencoba mengulang kembali selama hidup apa yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan

tapi kita sebagai manusia, atau yang seagama
haruskah mengucilkan mereka?
beban mereka yang sudah terlalu banyak
perasaaan mereka yang udah jungkir balik
kehidupan yang hampa
haruskah kita bebani dengan tatapan tak bersahabat kita?


kita manusia cerdas, yang banyak mengikuti perkembangan
lawan rasa primitif kita
AIDS memang tidak akan menular dari hal-hal yang sepele

jika pemerintah, hanya bisa menjamin
jika perusahaan, ada yang menolak
segala gelar yang pernah diraih, stuck di satu tempat
akhirnya?
jadi buruh lepas pun rela demi sesuap nasi
dan itu pun, kalo mandornya tau, mungkin langsung dipecat
benar-benar miriss..



lengkapilah kekosongan hidup mereka dengan rasa bersahabat kita
senangilah hari mereka dengan senyum kita
rangkullah bahu mereka dengan ketulusan kita


jika itu terjadi denganku? dengan anda, dengan kalian..
sanggupkah menjalaninya?

dan memang hanya orang-orang yang terpilih yang diberikan ujian penyakit
hanya orang-orang yang memiliki hati yang luas, keikhlasan, kesabaran
dan jangan salah, jika mereka ikhlas dan sabar akan perlakuan 'kasar' kita
mereka lebih mulia daripada kita, perasaaan mereka itu terdzolimi
rasa mereka itu tersakiti
dan hanya kehidupan akhir yang menempatkan kita di tempat yang hakiki


selayaknya kehidupan,
sepatutnya manusia bersikap
saling tolong-menolonglah, saling memberikan apa yang kita punya
rasa tulus kita lebih berharga daripada materi yang kita berikan



dukung terus dan bersahabat selalu
ODHA itu hidup, bukan parasit yang harus kita matikan!

Tidak ada komentar: