Rabu, 14 April 2010

untukmu Kirana

"cukup, Kirana!"
hanya satu kalimat danu yang terlintas di benak kirana

maafkan aku, Danu
aku tahu salahku, aku tahu kelemahanku, dan aku juga tidak tahu kenapa rasa ini harus bertahan
lama sudah, Danu memperingatkan Kirana, jangan sekali-kali mengingat Mahendra.
Mahendra tidak banyak memandangmu, dia hanya sesekali melihat tapi bukan untuk mengangumimu, kirana

aku telah banyak mengecewakan Danu, seandainya kau tahu, Dan..
aku juga tidak mau terlibat terlalu dalam, tapi katamu, aku akan selalu begini dan selalu seperti ini penyelesaianku
untuk itu dan, aku tidak mau melibatkan kamu lagi


Kirana, aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan
walau tidak ada kalimat darimu, aku tahu bagaimana kamu menerawang ilusi
keinginanmu memang keras, tapi apa kau tidak melihat rasa sayangku padamu?
kau, makhluk indah yang tidak pantas menangis
indah matamu harus diterangi cahaya bintang
sejuta indah pelangi, itulah yang ingin ku lihat dari pancaran auramu


lantas, apakah aku pantas berbicara ini padamu?
kau bidadari yang ku lihat, dan tidak ingin melihat engkau jatuh terperosok dan mengais terlalu dalam
kau ingat ruang hitammu?
saat kau duduk sendiri dan tidak ada yang menemani?
saat itu kau menginginkan kehangatan, kau kedinginan dan kau butuh pertolongan
tapi logikamu kalah dengan rasamu
kau biarkan dingin memucatkan kulitmu, kau biarkan putih membekukan bibirmu
kering di matamu mengisyaratkan ketandusan akalmu
tapi saat itu, kau memeluk erat dan berkata, 'hangatkan aku, Danu'
sesaat itulah, disaat 'ku kira, aku bisa menggantikan dinginmu, ragamu berkata lain
kau tertidur tak sadarkan diri
aku tidak tahu, kau sudah melepas jiwamu hingga ke langit berapa
apakah kamu, sudi untuk kembali ke bumimu?
aku tersadar, karena marahku padamu, dan kau memang tidak sadar akan salahmu


semua itu sudah berlalu, Kirana
tapi rasa ku padamu, belum berlalu
kau inginkan bukti kesetiaan, dan aku tidak akan pernah berjanji
aku akan berhenti, ketika ku dapati dirimu telah benar-benar menemukan kebahagiaanmu

bumi dan langit menjalankan tugasnya dan mengiringi langkahku
nafas yang tak dapat direkam, denyut jantung yang tak bisa didengarkan
tapi tangkaplah rasaku lewat inderamu

bukalah Kirana, rasakan aku dalam denyutmu
jika bukan Mahendra, maafkan aku yang berdoa pada Tuhan
kalau aku menggilaimu dan rasaku yang besar ingin menjadi halal untuk melindungimu selamanya




untukmu, selalu untukmu, Kiranaku..

Tidak ada komentar: