Senin, 23 Maret 2009

rindu

jangan buat aku menahan kegelisahan
kau tak berujar tapi kau memegang
sadarkah akan jemarimu di sidikku?
mengalirkan aliran hingga ke sendi dengkulku
hanya namamu yang bergumam dalam desahku
tapi sengatannya mematikanku bila tak merasakan jejakmu
sehari tanpa memanggilmu
menjadikan tangan sang sejati hampa dalam menulis

merasakanmu

suaramu tak bermata
tanganmu tak menjamah hati
senyummu menusuk mataku
tanpa tawamu kurasakan detik dalam hening

Kamis, 19 Maret 2009

langkahku

kemilau yang selalu ku nantikan
memandang yang tak kan pernah ku kedipkan
berjuta keindahan dari senyummu
kau mencoba meminang jingga pada biru
dan aku tersenyum di balik gunung pangrango
semua mengalir bagai liukan sungai katulampa
tak ada yang kau dustakan
riang yang kau berikan pada ilalang menjadikan kayu merasa tenang
angin segar menghembuskan arsiran yang menegangkan
meninggalkan jejak yang semakin mendekati jawaban

Selasa, 17 Maret 2009

sesak

setelah kau menusukku pelan-pelan
kau busungkan kebahagiaan dimataku
puaskah kau melihatku mati?

Kamis, 12 Maret 2009

lepas

ajarkan aku untuk tidak mencemaskan keberadaanmu
bantu aku untuk menghapus namamu dalam desahanku
biarkan aku terbang mengelilingi bukit
ku rindukan cahaya warna-warni yang selalu melindungiku
kenapa secepat itu kau serap indahku?
aku tidak ingin mati di hijaumu

aku dan mantan kotamu

aku akan pergi sebentar saja
aku akan kembali pekan depan
sabarlah menantiku
aku akan membawakan yang kau harapkan
aku ingin, kau memujaku dan haus akan ilmu yang ku peroleh
bukankah ku datang ke kota yang pernah kau cintai?
lepaskan aku sejenak, aku juga ingin merasakan serpihan jiwa disini

kotor

merah dan merah lagi yang ku lihat
semua bermatakan merah
mana coklat mulus yang ku cari
ahh,.. rupanya kau tak pernah merawat yang ku cari
jangan marah sayang bila ku berpaling
rawatlah yang ku suka maka ku akan menggilaimu lebih dari ini

racun

bulanmu bulat penuh agung
sinarmu laksana mawar dengan berpuluh embun
cantikmu bagai bisa yang mematikan
andai ku tak ingat siapa diriku
aku pasti sudah menidurimu subuh ini

Senin, 09 Maret 2009

selintas

langkahmu tak terdengar meski kayu yang kau pijak sudah rapuh
tak ada abu kayu yang menghujani kolong tikus
semua sama, langkah yang tak bersuara dan tidak meninggalkan bekas jejak sepatumu
aku kebingungan mencari cahaya
seakan tak percaya atas apa yang terjadi di depan mataku
mana mungkin kau lewat dengan mudah
aku ingin kau bersinggah dahulu dan berbicara tentang kayuku

sederhana

jingga senja menciumi kulitku
perlahan ku hirup dalam wangi ilalang dan pohon-pohon tua di sekelilingku
angin menggelitik mesra di jemari kakiku
sesaat ku menahan kesal pada bintang
aku masih ingin mencumbui senja
memandangnya mengalirkan sengatan yang aku cari darinya
tahan sebentar saja, wahai bintang
bukan ku tak ingin cepat-cepat menyapamu
tapi kurindukan mataku terbenam di bawah jingga yang menari elok
dan lagi, kau minta bantuan pada sang gagak
suaranya meminta ku 'tuk segera pulang
aku mengalah,
saatnya ku kembali berbaring menatap kumpulanmu
bukan ku ingin menduakanmu, bintang
ku ingin merasakan jiwanya yang telah disatukan oleh senja dan menyatu karena malam
dan melebur karena gagahnya matahari
karena lembutnya genggamannya yang bisa menuntunku pulang kepada-Nya








..menatapmu secara sederhana, membawaku pada laut yang menggarami kulit..
bolehkah aku mencintaimu? keteduhan mata yang selama ini aku cari

Kamis, 05 Maret 2009

malam kamu

tak ingin ku mempercepat waktu malam ini
berlama-lama denganmu adalah hari yang tak tahu kapan bisa terjadi lagi
seolah waktu ingin memisahkan kerinduan kita
tak mungkin lagi ku berlama-lama di bangku ini
dan ku tak bisa marah kepada waktu
karena waktu aku bersyukur berjalan begitu cepat sehingga dosaku tidak membukit
karena menatapmu dalam dan menginginkanmu dalam hasratku

kau akan melaju di tengah malam
aku akan termenung melihat langit
ingin ku terbang dan melupakan kesepakatan kita
akhir kita membiarkan aku tetap dalam caraku untuk mencintaimu
dan kau akan melindungiku di balik tembok yang bermata
meski hanya sebentar, tapi memeluk punggungmu adalah dosa termanis satu tahunku mengenalmu
sampaikan maafku pada khadijah-mu
aku, penggoda, yang tak termaafkan

keberadaanku

jemarimu menari dari atas ke bawah, berirama kesabaran
kau seperti ingin memberiku isyarat
tak ada yang bisa ku lakukan untuk membuatmu lebih ringan
hanya sesekali menatapmu untuk memberimu arti
kau ingin berbincang denganku tapi bebanmu meminta lain
sakit semua yang kau rasakan
kau ingin berbaring meski sejenak, ku ingin menjadi dipanmu saat kau butuh kepulihan semangatmu
biarkan aku hanya setitik dalam kisahmu
tapi tanpa titikku sketsamu tidak akan pernah sempurna
sadarku akan kecilku, cobalah kau resapi, aku juga ikut berperan dalam melengkapi dirimu dalam duniamu

dibalik punggungmu

keletihanmu hari ini ingin ku hangatkan
terlalu lama kau memandang tumpukan pikulmu
biarlah, kau tenang sejenak
teh hangat untukmu sudah kusediakan di atas mejamu
tak apa bila kau tak bisa menegurku dulu
aku selalu duduk manis menanti keringatmu
wangi yang kusuka setelah kau tiba dengan selamat sampai dirumah
kau, kasih terlarangku, membuatku tak pernah tenang menghadap malam
sepuluh ku nantikan dirimu datang
matamu mencari-cari sosokku, di balik meja ku berharap kau akan datang memberiku magismu
tawaku akan terus bersinar jika kau tak akan memalingkan wajahmu ketika melewatiku

Senin, 02 Maret 2009

satukan aku

ku mencintaimu melebihi syair arab yang pernah mengalun
ku mencintaimu melebihi keindahan air sungai yang mengalir
indahnya laut tersapu jingga masih belum tertandingi bila dibandingkan rasaku padamu
tak pernah mengira semakin hari, ku semakin mencintaimu
menghirup keheningan malam dan tersapu oleh angan
terbangkanlah aku ke dalam biru misterimu
pecahkan aku didalam rumus tersembunyimu
beritahu aku letak kunci kedamaian itu
aku tidak akan mengambilnya, hanya saja aku ingin duduk disamping itu semua
ciprati aku dengan sumringah tawamu
bawa aku selalu didalam gumpalan putih yang menemanimu berputar melewati benua
kenalkan aku pada angin yang membawa pesanmu,
dekatkan aku dengan matahari yang mengantarkan sejuta semangat darimu,
satukan aku dengan pengikutmu yang senantiasa menggelar kehangatan tanpa kata

titik bahagia

permata pun tak bisa menandingi kemilau mu
ketakjubanku padamu tak akan pernah bisa tergantikan
ingin ku tertidur diantara ilalang dan hanya memandangmu
ku ingin kisahku berganti dengan kenyataan
tak ingin lagi berteman dengan semu dan kembali musnah terbawa waktu
mencium wangi daun segar di antara semak-semak malam
tanganku meraba pada tanah merah yang menyimpan semut
seolah-olah mereka ingin bermain juga dengan alam
mari kita duduk bersama, kataku
tanganku melebar ingin memelukmu
mendekap indahnya sinarmu hanya untukku
kau lihat senyumku malam ini?
itu senyum terindahku untukmu
karena kau telah memberi arti didalam peluhku
tetaplah bersih di malammu, karena kau sungguh mempesona di titik sinar hampamu